Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu
hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena
dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.
Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah
memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah
fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah
tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan
tersebut.
Sebagai seorang penulis, entah
itu untuk media cetak (buku, novel, majalah, dll) atau online (blog, website,
forum, dll), mungkin pemilihan topik ini
tergantung dari si penulis itu sendiri. Dikarenakan tiap penulis punya hak
azasi tersendiri untuk membuat karya tulisnya. Hanya saja di dunia kepenulisan,
kita tidak akan pernah lepas dari adanya pembaca sebagai penikmat karya
tulis kita.
Pembatasan Topik untuk
Karangan
Membatasi topik tulisan menjadi lebih spesifik, akan membantu penulis dalam
mengulas tulisannya bisa lebih gamblang dan mendalam. Sehingga karangan atau tulisan
yang dihasilkan, betul-betul menjadi sebuah karya tulis yang bermutu. Untuk
mempersempit topik bisa dilakukan cara sebagai berikut:
1. Menurut tempat.
Indonesia tentu lebih sempit daripada dunia, Jawa lebih sempit daripada Indonesia, Jawa Timur lebih sempit daripada Jawa, Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur, dan seterusnya. Sehingga jika ingin mengulas tulisan lebih detail, maka topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Pulau Jawa" akan lebih spesifik dari pada topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan tempat, agar informasi yang diberikan bisa lebih rinci.
Indonesia tentu lebih sempit daripada dunia, Jawa lebih sempit daripada Indonesia, Jawa Timur lebih sempit daripada Jawa, Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur, dan seterusnya. Sehingga jika ingin mengulas tulisan lebih detail, maka topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Pulau Jawa" akan lebih spesifik dari pada topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan tempat, agar informasi yang diberikan bisa lebih rinci.
2. Menurut waktu.
Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu/periode/masa. Topik "Perkembangan Islam" bisa dipersempit menjadi "Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW". Topik "Sejarah Seni Lukis di Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Sejarah Seni Lukis pada zaman Kemerdekaan". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu, sehingga informasi yang diulas akan lebih jelas sesuai masanya.
Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu/periode/masa. Topik "Perkembangan Islam" bisa dipersempit menjadi "Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW". Topik "Sejarah Seni Lukis di Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Sejarah Seni Lukis pada zaman Kemerdekaan". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu, sehingga informasi yang diulas akan lebih jelas sesuai masanya.
3. Menurut hubungan
kausal (sebab-akibat).
Topik "Perkembangan Facebook" dapat dikhususkan pembahasannya menjadi "Alasan Mengapa Facebook Cepat Berkembang". Begitu juga topik "Kejahatan di Indonesia" akan lebih spesifik lagi menjadi "Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Kejahatan di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal, sehingga informasi akan lebih akurat jika disebutkan sebab dan akibatnya.
Topik "Perkembangan Facebook" dapat dikhususkan pembahasannya menjadi "Alasan Mengapa Facebook Cepat Berkembang". Begitu juga topik "Kejahatan di Indonesia" akan lebih spesifik lagi menjadi "Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Kejahatan di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal, sehingga informasi akan lebih akurat jika disebutkan sebab dan akibatnya.
4. Menurut pembagian
bidang kehidupan manusia.
Topik "Pembangunan di Indonesia" dapat dikhususkan lagi menjadi "Pembangunan Ekonomi Semasa Orde Baru" atau menjadi "Pembangunan Sarana Pendidikan pada Masa Reformasi". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan bidang kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, agama, ilmu pengetahuan, sosial dan budaya.
Topik "Pembangunan di Indonesia" dapat dikhususkan lagi menjadi "Pembangunan Ekonomi Semasa Orde Baru" atau menjadi "Pembangunan Sarana Pendidikan pada Masa Reformasi". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan bidang kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, agama, ilmu pengetahuan, sosial dan budaya.
5. Menurut aspek
khusus-umum.
Topik "Pengaruh SOPA/PIPA Terhadap Pengguna Internet" dapat lebih dikhususkan menjadi "Pengaruh SOPA/PIPA Bagi Kalangan Blogger". Begitu juga topik "Dampak Kenaikan BBM terhadap masyarakat Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Dampak Kenaikan BBM bagi Pedagang Pasar Tradisional". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan aspek khusus-umum, sehingga informasi bisa lebih detail tentang obyeknya.
Topik "Pengaruh SOPA/PIPA Terhadap Pengguna Internet" dapat lebih dikhususkan menjadi "Pengaruh SOPA/PIPA Bagi Kalangan Blogger". Begitu juga topik "Dampak Kenaikan BBM terhadap masyarakat Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Dampak Kenaikan BBM bagi Pedagang Pasar Tradisional". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan aspek khusus-umum, sehingga informasi bisa lebih detail tentang obyeknya.
6. Menurut obyek
material dan obyek formal.
Obyek material adalah bahan yang akan dibahas, sementara obyek formal adalah sudut pandang yang digunakan untuk meninjau bahan tersebut. Jika ingin membuat topik "Perkembangan Internet di Indonesia" bisa lebih dikhususkan menjadi "Perkembangan Internet di Indonesia Ditinjau dari Segi Penggunanya". Perkembangan internet di Indonesia disebut obyek material, sedangkan ditinjau dari segi penggunanya disebut obyek formal. Sehingga sudut pandang penjelasan lebih difokuskan pada segi penggunanya, meliputi usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Jadi tidak perlu membahas segi yang lainnya, misalkan kecepatan internet dan sebagainya.
Obyek material adalah bahan yang akan dibahas, sementara obyek formal adalah sudut pandang yang digunakan untuk meninjau bahan tersebut. Jika ingin membuat topik "Perkembangan Internet di Indonesia" bisa lebih dikhususkan menjadi "Perkembangan Internet di Indonesia Ditinjau dari Segi Penggunanya". Perkembangan internet di Indonesia disebut obyek material, sedangkan ditinjau dari segi penggunanya disebut obyek formal. Sehingga sudut pandang penjelasan lebih difokuskan pada segi penggunanya, meliputi usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Jadi tidak perlu membahas segi yang lainnya, misalkan kecepatan internet dan sebagainya.
Kerangka Karangan Dan
Polanya
Kerangka karangan (outline)
merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana
menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum
mengarang, utamanya penulis pemula dianjurkan menyusun kerangka untuk menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. Selain itu kerangka karangan
berguna untuk:
- Membantu penyusunan karangan secara teratur sehingga
tidak terjadi pengulangan ide
- Mencegah terjadinya pembahasan yang keluar dari
sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic atau judul karangan
- Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan
- Memperlihatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembahasan masalah yang akan ditulis
Adapun langkah yang mesti ditempuh untuk membuat
kerangka karangan adalah
1. Menentukan tema yang akan dikembangkan menjadi
karangan
2. Merumuskan topic-topic yang merupakan subtemanya
3. Mengadakan inventaris sub-subtopiknya
4. Mengevaluasi topic-topik itu dan menyeleksi topic
mana yang dapat dibuang
5. Menentukan pola susun topic-topik yang paling cocok
6. Menentukan pola pengembangan yang akan digunakan
(meskipun tidak bersifat kaku tanpa variasi)
Jika kita memahami bahwa kerangka karangan adalah
suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar karangan yang akan kita
garap, maka menyusun kerangka karangan berarti memecah-memecah topic kedalam
beberapa subtopic. Bahkan ,mungkin pula subtopic masih perlu dipecah lagi
menjadi beberapa sub-subtopic
Ada dua jenis kerangka karangan, yaitu :
1. Kerangka karangan yang berbentuk kalimat
2. Kerangka karangan yang berbentuk topic
Kerangka kalimat menggunakan kalimat berita yang
lengkap untuk merumuskan setiap topic, subtopic maupun sub-subtopicnya,
sedangkan kerangka topic hanya terdiri atas topic-topik yang berupa frasa atau
bahkan kata
Contoh 1 :kerangka kalimat
Budidaya jamur kuping dengan serbuk gergaji
1. Jamur kuping merupakan jamur edibel yang paling banyak
dikonsumsi
2. Harga jual jamur kuping cukup tinggi sehingga
menjanjikan keuntungan yang baik
3. Mula-mula jamur kuping tumbuh di kayu, tetapi lebih
baik dibudidayakan dengan serbuk gergaji
4. Cara budidaya jamur kuping dengan serbuk gergaji
tidak terlalu sulit
Contoh 2: kerangka topic
Kegiatan siswa SMK pada semester 5
1. Kegiatan akademis
- Kegiatan belajar
- Ceramah ilmiah
- Presentasi DU/DI
- Kunjungan industry
- Prakerin
- Uji kompetensi
2. Kegiatan sosial
- Kebersihan lingkungan
- Bakti sosial
- Perkemahan
3. Kegiatan Olah Raga
- Ekstrakulikuler
- Turnamen
Pengembangan tema/topic kedalam kerangka karangan
dapat dilakukan dengan berbagai pola sesuai dengan tujuan dan sifat objek.
Beberapa pola pengembangan tema/topic yang dapat kita lakukan antara lain:
1) Urutan waktu/kronologis
Penyajian bahan didasarkan pada runtutan peristiwa
atau tahapan-tahapan kejadian. Novel, roman, cerpen, kisah perjalanan,
pengalaman, laporan, perkembangan, sejarah dan sejenisnya paling tepat
mengguakan pola ini
Contoh :pengalaman berobat dipuskesmas
1. Datang untuk mendaftarkan diri diloket pendaftaran
2. Menunggu panggilan
3. Pemeriksaan pendahuluan oleh perawat
4. Pemeriksaan dan diagnosis oleh dokter puskesmas
a. Puskesmas tidak mampu, dirujuk ke RS daerah
b. Diterapi / diberi resep
5. Antri mengambil obat
6. Pulang
Dalam menyajikan peristiwa atau kejadian secara
kronologis, sering kita lakukan variasi dengan flashback (kilas balik), yaitu
penyisipan kisah masa lalu
2) Urutan Lokasi/Ruang/Tempat/Spasial
Pola urutan ini digunakan terutama untuk uraian yang
bersifat deskriptif. Penguraian dimulai dari suatu tempat atau titik, lalu
bergerak ke tempat lain, misalnya dari atas kebawah, dari bawah ke atas, dari
kiri ke kanan dan sebagainya
Contoh : kunjungan ke istana kepresidenan gedung agung
1. Acara penerimaan dihalaman depan
2. Kunjungan ke ruang diponegoro
3. Kunjungan keruang perjamuan
4. Kunjungan ke ruang ….
5. Acara penutupan di ruang …..
3) Urutan kausal
Urutan kausal (berhubungan dengan sebab dan akibat),
terdiri atas dua variasi yaitu :
a. Sebab-akibat
Dalam pola ini pengembangan topic dimulai dari pokok
pikiran yang menjadi sebab, kemudian dilanjutkan dengan pokok-pokok pikiran
yang merupakan akibatnya
Contoh :wabah demam berdarah
1. Hujan berhari-hari turun terus menerus
2. Banyak selokan dan sungai tidak berfungsi secara
maksimal
3. Genangan air menjadi tempat berkembang biaknya
nyamuk
4. Banyak warga masyarakat yang terkena demam berdarah
b. Akibat-sebab
Dalam pola ini pengembangan dimulai dari pokok pikiran
yang menjadi akibat, kemudian dirunut pokok-pokok pikiran yang merupakan
penyebabnya
Contoh : isu bencana alam badai besar
1. Masyarakat yang mengungsi keluar daerah
2. Berhari-hari masyarakat panic
3. Membuat tumbal dan tolak balak dengan berbagai
macam acara
4. Isu bencana alam badai besar
5. Sumber informasi
4) Urutan pemecahan masalah
Dalam pola ini penyajian bertolak dari suatu masalah,
kemudian bergerak menuju ke pemecahan masalah. Urutan ini sangat erat dengan
pola kausal
Contoh :musibah tanah longsor
1. Lokasi bencana tanah longsor
2. Keadaan daerah yang terkena bencana
3. Sebab-sebab terjadinya tanah longsor
4. Cara penanggulangan
5. Cara pencegahan
5) Urutan umum-khusus (deduktif)
Pola ini memulai pembahasannya dengan menjelaskan atau
member gambaran secara umum yang dilanjutkan dengan menjelaskan hal-hal yang
khusus
Contoh :kunjungan ke pabrik gula madikusumo
1. Tinjauan umum pabrik
- Lokasi pabrik
- Sejarah berdiri dan perkembangannya
2. Proses produksi
- Proses penggilingan tebu
- Proses penyaringan
- Proses pengkristalan
- Proses pengepakan
3. Pemasaran
- Promosi
- Saluran distribusi
- Wilayah pemasaran
6) Urutan Khusus-umum (induktif)
Pola ini mengawalinya dengan menyajikan hal-hal yang
bersifat khusus dan dilanjutkan atau diakhiri dengan hal yang bersifat umum
atau kesimpulan
Contoh :prospek ekonomi Indonesia
1. Stabilnya nilai tukar rupiah
2. Turunnya suku bunga SBI dan bunga bank pada umumnya
3. Meningkatkan kredit dan bergairahnya sector riil
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meyakinkan
7) Urutan klimaks
Pola ini diawali dengan menyajikan hal-hal sepele,
kecil atau remeh menuju ke hal yang lebih penting dan diakhiri dengan puncak
peristiwa. Pola ini banyak
Persamaan dengan pola khusus-umum karena simpulan
akhir pada umumnya merupakan hal yang paling penting
Contoh 1: pemenang lomba cipta tari kontemporer
1. Juara harapan 3 dengan hadiah Rp 500.000 dipegang
oleh ….
2. Juara harapan 2 dengan hadiah Rp 1000.000 diraih
oleh …..
3. Juara harapan 1 dengan hadiah Rp 1500.000 diraih
oleh ….
4. Juara 3 ialah …. Berhak memperoleh hadiah Rp
2000.000
5. Juara 2 ……
6. Juara 1 …….
8) Urutan antiklimaks
Puncak peristiwa disajikan pada awal karangan dan
dilanjutkan dengan penjelasan-penjelasan yang makin menurun tingkat
kepentingannya. Pola ini banyak persamaan dengan pola umum-khusus karena
pernyataan umum pada umumnya sekaligus merupakan pernyataan yang paling
penting. Struktur berita pada umumnya menggunakan pola ini
Contoh peringkat film terlaris dunia
1. Film papan teratas box office dodgeball yang
menghasilkan 30 juta dolar AS
2. Peringkat kedua diduduki oleh the terminal
3. Peringkat ketiga adalah harry potter
4. Posisi keempat adalah shrek 2
9) Urutan hasil-proses dan proses-hasil
Secara alamiah proses selalu lebih dahulu daripada
hasil. Dengan kata lain, hasil selalu didahului oleh proses. Namun secara
retorika dalam menulis bisa saja kita gunakan penyajian dengan urutan
hasil-proses
Misalnya, kita akan membuat laporan tentang
tertangkapnya seorang perampok. Laporan itu kita mulai dari perampok yang sudah
diborgol untuk dibawa kekantor polisi, baru diikuti dengan penjelasan tentang
laporan adanya perampokan, pencegatan dibeberap ruas jalan, tembak-menembak
antara polisi dan perampok, pengejaran hingga tertangkap
10) Urutan familiaritas
Penyajian bahan dimulai dari hal yang sudah dikenal
(familiar) menuju ke hal yang sesungguhnya akan dijelaskan. Misalnya kita akan
menjelaskan struktur atom. Penjelasan ini dimulai dengan gambar semacam galaksi
beserta satelitnya
11) Urutan akseptabilitas
Penyajian bahan dimulai dari hal-hal telah diterima,
disetujui atau diakui kebenarannya oleh pembaca, lalu diikuti dengan hal baru
atau asing yang senada atau sejenis dengan harapan hal baru atau asing itu
dapat juga diterima
12) Urutan topic yang ada
Suatu objek atau tema kadang-kadang dapat kita rinci
atas sub-sub yang nilai pentingnya sama. Oleh karena itu, penyajian pun dapat
kita awali dari sub mana saja. Serta dapat kita akhiri dengan sub mana saja.
Misalnya, kita akan menjelaskan bagian-bagian computer yang terdiri dari atas
CPU, monitor dan keyboard. Uraian penyajian bebas darimana saja
REFERENSI:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tema
http://arie5758.blogspot.co.id/2012/06/pemilihan-topik-untuk-karangan-tulisan.html#axzz3tApBA2Ad
http://arie5758.blogspot.co.id/2012/06/pembatasan-topik-untuk-karangan-tulisan.html#axzz3tApBA2Ad
http://artadima.blogspot.co.id/2012/03/penentuan-topik-atau-tema-yang-baik.html
http://top-studies.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-karangan-dan-polanya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar