Rabu, 02 Desember 2015

TEMA KARANGAN

Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Sebagai seorang penulis, entah itu untuk media cetak (buku, novel, majalah, dll) atau online (blog, website, forum, dll), mungkin pemilihan topik ini tergantung dari si penulis itu sendiri. Dikarenakan tiap penulis punya hak azasi tersendiri untuk membuat karya tulisnya. Hanya saja di dunia kepenulisan, kita tidak akan pernah lepas dari adanya pembaca sebagai penikmat karya tulis kita.

Pembatasan Topik untuk Karangan

Membatasi topik tulisan menjadi lebih spesifik, akan membantu penulis dalam mengulas tulisannya bisa lebih gamblang dan mendalam. Sehingga karangan atau tulisan yang dihasilkan, betul-betul menjadi sebuah karya tulis yang bermutu. Untuk mempersempit topik bisa dilakukan cara sebagai berikut:
1.      Menurut tempat.
Indonesia tentu lebih sempit daripada dunia, Jawa lebih sempit daripada Indonesia, Jawa Timur lebih sempit daripada Jawa, Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur, dan seterusnya. Sehingga jika ingin mengulas tulisan lebih detail, maka topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Pulau Jawa" akan lebih spesifik dari pada topik tentang "Tingkat Perekonomian Masyarakat di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan tempat, agar informasi yang diberikan bisa lebih rinci.
2.      Menurut waktu.
Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu/periode/masa. Topik "Perkembangan Islam" bisa dipersempit menjadi "Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW". Topik "Sejarah Seni Lukis di Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Sejarah Seni Lukis pada zaman Kemerdekaan". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan waktu, sehingga informasi yang diulas akan lebih jelas sesuai masanya.
3.      Menurut hubungan kausal (sebab-akibat).
Topik "Perkembangan Facebook" dapat dikhususkan pembahasannya menjadi "Alasan Mengapa Facebook Cepat Berkembang". Begitu juga topik "Kejahatan di Indonesia" akan lebih spesifik lagi menjadi "Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Kejahatan di Indonesia". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan hubungan kausal, sehingga informasi akan lebih akurat jika disebutkan sebab dan akibatnya.
4.      Menurut pembagian bidang kehidupan manusia.
Topik "Pembangunan di Indonesia" dapat dikhususkan lagi menjadi "Pembangunan Ekonomi Semasa Orde Baru" atau menjadi "Pembangunan Sarana Pendidikan pada Masa Reformasi". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan bidang kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, agama, ilmu pengetahuan, sosial dan budaya.
5.      Menurut aspek khusus-umum.
Topik "Pengaruh SOPA/PIPA Terhadap Pengguna Internet" dapat lebih dikhususkan menjadi "Pengaruh SOPA/PIPA Bagi Kalangan Blogger". Begitu juga topik "Dampak Kenaikan BBM terhadap masyarakat Indonesia" bisa dipersempit menjadi "Dampak Kenaikan BBM bagi Pedagang Pasar Tradisional". Spesifikasi ini dilakukan berdasarkan aspek khusus-umum, sehingga informasi bisa lebih detail tentang obyeknya.
6.      Menurut obyek material dan obyek formal.
Obyek material adalah bahan yang akan dibahas, sementara obyek formal adalah sudut pandang yang digunakan untuk meninjau bahan tersebut. Jika ingin membuat topik "Perkembangan Internet di Indonesia" bisa lebih dikhususkan menjadi "Perkembangan Internet di Indonesia Ditinjau dari Segi Penggunanya". Perkembangan internet di Indonesia disebut obyek material, sedangkan ditinjau dari segi penggunanya disebut obyek formal. Sehingga sudut pandang penjelasan lebih difokuskan pada segi penggunanya, meliputi usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Jadi tidak perlu membahas segi yang lainnya, misalkan kecepatan internet dan sebagainya.


Kerangka Karangan Dan Polanya
          Kerangka karangan (outline) merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan dan bagaimana menyusun ide secara logis dan teratur. Sebelum mengarang, utamanya penulis pemula dianjurkan menyusun kerangka untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi. Selain itu kerangka karangan berguna untuk:
- Membantu penyusunan karangan secara teratur sehingga tidak terjadi pengulangan ide
- Mencegah terjadinya pembahasan yang keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topic atau judul karangan
- Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan
- Memperlihatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembahasan masalah yang akan ditulis
Adapun langkah yang mesti ditempuh untuk membuat kerangka karangan adalah
1. Menentukan tema yang akan dikembangkan menjadi karangan
2. Merumuskan topic-topic yang merupakan subtemanya
3. Mengadakan inventaris sub-subtopiknya
4. Mengevaluasi topic-topik itu dan menyeleksi topic mana yang dapat dibuang
5. Menentukan pola susun topic-topik yang paling cocok
6. Menentukan pola pengembangan yang akan digunakan (meskipun tidak bersifat kaku tanpa variasi)
Jika kita memahami bahwa kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar karangan yang akan kita garap, maka menyusun kerangka karangan berarti memecah-memecah topic kedalam beberapa subtopic. Bahkan ,mungkin pula subtopic masih perlu dipecah lagi menjadi beberapa sub-subtopic
Ada dua jenis kerangka karangan, yaitu :
1. Kerangka karangan yang berbentuk kalimat
2. Kerangka karangan yang berbentuk topic
Kerangka kalimat menggunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan setiap topic, subtopic maupun sub-subtopicnya, sedangkan kerangka topic hanya terdiri atas topic-topik yang berupa frasa atau bahkan kata
Contoh 1 :kerangka kalimat
Budidaya jamur kuping dengan serbuk gergaji
1. Jamur kuping merupakan jamur edibel yang paling banyak dikonsumsi
2. Harga jual jamur kuping cukup tinggi sehingga menjanjikan keuntungan yang baik
3. Mula-mula jamur kuping tumbuh di kayu, tetapi lebih baik dibudidayakan dengan serbuk gergaji
4. Cara budidaya jamur kuping dengan serbuk gergaji tidak terlalu sulit
Contoh 2: kerangka topic
Kegiatan siswa SMK pada semester 5
1. Kegiatan akademis
- Kegiatan belajar
- Ceramah ilmiah
- Presentasi DU/DI
- Kunjungan industry
- Prakerin
- Uji kompetensi
2. Kegiatan sosial
- Kebersihan lingkungan
- Bakti sosial
- Perkemahan
3. Kegiatan Olah Raga
- Ekstrakulikuler
- Turnamen
Pengembangan tema/topic kedalam kerangka karangan dapat dilakukan dengan berbagai pola sesuai dengan tujuan dan sifat objek. Beberapa pola pengembangan tema/topic yang dapat kita lakukan antara lain:
1) Urutan waktu/kronologis
Penyajian bahan didasarkan pada runtutan peristiwa atau tahapan-tahapan kejadian. Novel, roman, cerpen, kisah perjalanan, pengalaman, laporan, perkembangan, sejarah dan sejenisnya paling tepat mengguakan pola ini
Contoh :pengalaman berobat dipuskesmas
1. Datang untuk mendaftarkan diri diloket pendaftaran
2. Menunggu panggilan
3. Pemeriksaan pendahuluan oleh perawat
4. Pemeriksaan dan diagnosis oleh dokter puskesmas
a. Puskesmas tidak mampu, dirujuk ke RS daerah
b. Diterapi / diberi resep
5. Antri mengambil obat
6. Pulang
Dalam menyajikan peristiwa atau kejadian secara kronologis, sering kita lakukan variasi dengan flashback (kilas balik), yaitu penyisipan kisah masa lalu
2) Urutan Lokasi/Ruang/Tempat/Spasial
Pola urutan ini digunakan terutama untuk uraian yang bersifat deskriptif. Penguraian dimulai dari suatu tempat atau titik, lalu bergerak ke tempat lain, misalnya dari atas kebawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan dan sebagainya
Contoh : kunjungan ke istana kepresidenan gedung agung
1. Acara penerimaan dihalaman depan
2. Kunjungan ke ruang diponegoro
3. Kunjungan keruang perjamuan
4. Kunjungan ke ruang ….
5. Acara penutupan di ruang …..
3) Urutan kausal
Urutan kausal (berhubungan dengan sebab dan akibat), terdiri atas dua variasi yaitu :
a. Sebab-akibat
Dalam pola ini pengembangan topic dimulai dari pokok pikiran yang menjadi sebab, kemudian dilanjutkan dengan pokok-pokok pikiran yang merupakan akibatnya
Contoh :wabah demam berdarah
1. Hujan berhari-hari turun terus menerus
2. Banyak selokan dan sungai tidak berfungsi secara maksimal
3. Genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk
4. Banyak warga masyarakat yang terkena demam berdarah
b. Akibat-sebab
Dalam pola ini pengembangan dimulai dari pokok pikiran yang menjadi akibat, kemudian dirunut pokok-pokok pikiran yang merupakan penyebabnya
Contoh : isu bencana alam badai besar
1. Masyarakat yang mengungsi keluar daerah
2. Berhari-hari masyarakat panic
3. Membuat tumbal dan tolak balak dengan berbagai macam acara
4. Isu bencana alam badai besar
5. Sumber informasi
4) Urutan pemecahan masalah
Dalam pola ini penyajian bertolak dari suatu masalah, kemudian bergerak menuju ke pemecahan masalah. Urutan ini sangat erat dengan pola kausal
Contoh :musibah tanah longsor
1. Lokasi bencana tanah longsor
2. Keadaan daerah yang terkena bencana
3. Sebab-sebab terjadinya tanah longsor
4. Cara penanggulangan
5. Cara pencegahan
5) Urutan umum-khusus (deduktif)
Pola ini memulai pembahasannya dengan menjelaskan atau member gambaran secara umum yang dilanjutkan dengan menjelaskan hal-hal yang khusus
Contoh :kunjungan ke pabrik gula madikusumo
1. Tinjauan umum pabrik
- Lokasi pabrik
- Sejarah berdiri dan perkembangannya
2. Proses produksi
- Proses penggilingan tebu
- Proses penyaringan
- Proses pengkristalan
- Proses pengepakan
3. Pemasaran
- Promosi
- Saluran distribusi
- Wilayah pemasaran
6) Urutan Khusus-umum (induktif)
Pola ini mengawalinya dengan menyajikan hal-hal yang bersifat khusus dan dilanjutkan atau diakhiri dengan hal yang bersifat umum atau kesimpulan
Contoh :prospek ekonomi Indonesia
1. Stabilnya nilai tukar rupiah
2. Turunnya suku bunga SBI dan bunga bank pada umumnya
3. Meningkatkan kredit dan bergairahnya sector riil
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meyakinkan
7) Urutan klimaks
Pola ini diawali dengan menyajikan hal-hal sepele, kecil atau remeh menuju ke hal yang lebih penting dan diakhiri dengan puncak peristiwa. Pola ini banyak
Persamaan dengan pola khusus-umum karena simpulan akhir pada umumnya merupakan hal yang paling penting
Contoh 1: pemenang lomba cipta tari kontemporer
1. Juara harapan 3 dengan hadiah Rp 500.000 dipegang oleh ….
2. Juara harapan 2 dengan hadiah Rp 1000.000 diraih oleh …..
3. Juara harapan 1 dengan hadiah Rp 1500.000 diraih oleh ….
4. Juara 3 ialah …. Berhak memperoleh hadiah Rp 2000.000
5. Juara 2 ……
6. Juara 1 …….
8) Urutan antiklimaks
Puncak peristiwa disajikan pada awal karangan dan dilanjutkan dengan penjelasan-penjelasan yang makin menurun tingkat kepentingannya. Pola ini banyak persamaan dengan pola umum-khusus karena pernyataan umum pada umumnya sekaligus merupakan pernyataan yang paling penting. Struktur berita pada umumnya menggunakan pola ini
Contoh peringkat film terlaris dunia
1. Film papan teratas box office dodgeball yang menghasilkan 30 juta dolar AS
2. Peringkat kedua diduduki oleh the terminal
3. Peringkat ketiga adalah harry potter
4. Posisi keempat adalah shrek 2
9) Urutan hasil-proses dan proses-hasil
Secara alamiah proses selalu lebih dahulu daripada hasil. Dengan kata lain, hasil selalu didahului oleh proses. Namun secara retorika dalam menulis bisa saja kita gunakan penyajian dengan urutan hasil-proses
Misalnya, kita akan membuat laporan tentang tertangkapnya seorang perampok. Laporan itu kita mulai dari perampok yang sudah diborgol untuk dibawa kekantor polisi, baru diikuti dengan penjelasan tentang laporan adanya perampokan, pencegatan dibeberap ruas jalan, tembak-menembak antara polisi dan perampok, pengejaran hingga tertangkap
10) Urutan familiaritas
Penyajian bahan dimulai dari hal yang sudah dikenal (familiar) menuju ke hal yang sesungguhnya akan dijelaskan. Misalnya kita akan menjelaskan struktur atom. Penjelasan ini dimulai dengan gambar semacam galaksi beserta satelitnya
11) Urutan akseptabilitas
Penyajian bahan dimulai dari hal-hal telah diterima, disetujui atau diakui kebenarannya oleh pembaca, lalu diikuti dengan hal baru atau asing yang senada atau sejenis dengan harapan hal baru atau asing itu dapat juga diterima
12) Urutan topic yang ada
Suatu objek atau tema kadang-kadang dapat kita rinci atas sub-sub yang nilai pentingnya sama. Oleh karena itu, penyajian pun dapat kita awali dari sub mana saja. Serta dapat kita akhiri dengan sub mana saja. Misalnya, kita akan menjelaskan bagian-bagian computer yang terdiri dari atas CPU, monitor dan keyboard. Uraian penyajian bebas darimana saja


REFERENSI:
https://id.wikipedia.org/wiki/Tema
http://arie5758.blogspot.co.id/2012/06/pemilihan-topik-untuk-karangan-tulisan.html#axzz3tApBA2Ad
http://arie5758.blogspot.co.id/2012/06/pembatasan-topik-untuk-karangan-tulisan.html#axzz3tApBA2Ad
http://artadima.blogspot.co.id/2012/03/penentuan-topik-atau-tema-yang-baik.html
http://top-studies.blogspot.co.id/2015/06/kerangka-karangan-dan-polanya.html

Senin, 09 November 2015

KALIMAT BERAWAL DARI UCAPAN

1.       UCAPAN DAN EJAAN
-       Pengenalan ucapan atau pengenalan wicara—dalam istilah bahasa Inggrisnya, automatic speech recognition (ASR)—adalah suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilakukan secara otomatis dengan komando suara.
-          Alat pengenal ucapan, yang sering disebut dengan speech recognizer, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam komputer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam mencocokkan kata yang diucapkan selanjutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan sifatnya masih tergantung kepada pembicara. Alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja dan hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sebagian kecil dari peralatan yang menggunakan teknologi ini yang sifatnya tidak tergantung pada pembicara. Alat ini sudah dapat mengenal kata yang diucapkan oleh banyak orang dan juga dapat mengenal kata-kata kontinu, atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
-          Jenis – Jenis Ucapan
Ø  Kata-kata yang terisolasi proses pengidentifikasian kata yang hanya dapat mengenal kata yang diucapkan jika kata tersebut memiliki jeda waktu pengucapan antar kata
Ø  Kata-kata yang berhubungan proses pengidentifikasian kata yang mirip dengan kata-kata terisolasi, namun membutuhkan jeda waktu pengucapan antar kata yang lebih singkat
Ø  Kata-kata yang berkelanjutan proses pengidentifikasian kata yang sudah lebih maju karena dapat mengenal kata-kata yang diucapkan secara berkesinambungan dengan jeda waktu yang sangat sedikit atau tanpa jeda waktu. Proses pengenalan suara ini sangat rumit karena membutuhkan metode khusus untuk membedakan kata-kata yang diucapkan tanpa jeda waktu. Pengguna perangkat ini dapat mengucapkan kata-kata secara natural
Ø  Kata-kata spontan proses pengidentifikasian kata yang dapat mengenal kata-kata yang diucapkan secara spontan tanpa jeda waktu antar kata
Ø  Verifikasi atau identifikasi suara proses pengidentifikasian kata yang tidak hanya mampu mengenal kata, namun juga mengidentifikasi siapa yang berbicara.

-          Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

2.       KATA DAN PILIHAN KATA
-          Kata atau ayat[1] adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
-          Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
-          Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
-          Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh bentuk kata tersebut.
-          Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
-          2.1 Polisemi
-          Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
-          Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi dijelaskan sebagai memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagaina dengan makna yang berbeda-beda. Misalnya:
-          Sumber, yang berarti: 1) Sumur, 2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;
-          Kambing hitam, yang berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
-          Kata polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple meaning.
-          Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.
-          2.2 Homonimi
-          Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
-          Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai bentuk yang sama.
-          Contoh kata-kata yang berhomonim:
-          Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan sebagainya.
-          Bisa, berarti: 1) dalam bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2) bahasa Melayu yang berarti racun.
-          Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa Jawa berarti sebangsa sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2) dari bahasa Jakarta berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan sebagainya.
-          Beruang, berarti: 1) nama binatang buas, 2) mempunyai ruang (bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber), 3) mempunyai uang (dari bentuk dasar uang mendapat afiks –ber).
-          Mengerang, berarti: 1) mengeluh, merintih karena kesakitan (dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari kerang.
-          Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata yang sama tulisannya.
-          2.3 Sinonimi
-          Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.
-          Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.
-          Gorys Keraf membuat batasan sinonimi adalah suatu istilah yang dapat ditafsirkan sebagai:
-          1. Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama
-          2. Keadaan di mana dua kata memiliki makna yang sama
-          Sebaliknya sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama.
-          Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridaklaksana dijelaskan bahwa sinonim yaitu bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain; kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat. Walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja.
-          Bagaimana sinonim-sinonim itu terjadi?
-          1. Karena perkembangan sejarah, terutama melalui proses serapan. Pengenalan dengan bahasa asing mengakibatkan masuknya kata-kata baru yang sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa sehari-hari. Seperti kitab dan buku.
-          2. Karena masuknya kata-kata daerah atau dialek-dialek yang berbeda. Seperti tali dan tambang, singkong dan ketela.
-          3. Karena perbedaan gaya atau register. Seperti mati dan meninggal, kuat dan perkasa, bagus dan elok.
-          4. Makna emotif (nilai rasa) dan evaluatif dapat pula menciptakan sinonim-sinonim. Makna denotatif atau juga disebut makna kognitif, makna ideasional, makna proposisional atau makna denotasional dari kata-kata itu tetap sama seperti: gadis, dara dan perawan. Opas, kuli dan budak. Ekonomis, hemat dan irit.
-          Di samping itu masih ada sinonim yang bersifat kolokasional yaitu ada kata-kata yang hanya muncul dalam hubungan dengan kata tertentu. Misalnya kata belia bersinonim dengan teruna, remaja dan muda, tetapi kata yang boleh diikutinya dan didahuluinya tidak sama.

3.    KALIMAT EFEKTIF
-          Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat
-          Hal-Hal yang berhubungan dengan kalimat contohnya seperti saat kita berinteraksi dengan manusia lainnya saat bicara, bermain, mengigau saat tidur, dll




            https://id.wikipedia.org/wiki/Kata