Senin, 09 November 2015

KALIMAT BERAWAL DARI UCAPAN

1.       UCAPAN DAN EJAAN
-       Pengenalan ucapan atau pengenalan wicara—dalam istilah bahasa Inggrisnya, automatic speech recognition (ASR)—adalah suatu pengembangan teknik dan sistem yang memungkinkan komputer untuk menerima masukan berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya menjadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan atau dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilakukan secara otomatis dengan komando suara.
-          Alat pengenal ucapan, yang sering disebut dengan speech recognizer, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam komputer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam mencocokkan kata yang diucapkan selanjutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan sifatnya masih tergantung kepada pembicara. Alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja dan hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sebagian kecil dari peralatan yang menggunakan teknologi ini yang sifatnya tidak tergantung pada pembicara. Alat ini sudah dapat mengenal kata yang diucapkan oleh banyak orang dan juga dapat mengenal kata-kata kontinu, atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
-          Jenis – Jenis Ucapan
Ø  Kata-kata yang terisolasi proses pengidentifikasian kata yang hanya dapat mengenal kata yang diucapkan jika kata tersebut memiliki jeda waktu pengucapan antar kata
Ø  Kata-kata yang berhubungan proses pengidentifikasian kata yang mirip dengan kata-kata terisolasi, namun membutuhkan jeda waktu pengucapan antar kata yang lebih singkat
Ø  Kata-kata yang berkelanjutan proses pengidentifikasian kata yang sudah lebih maju karena dapat mengenal kata-kata yang diucapkan secara berkesinambungan dengan jeda waktu yang sangat sedikit atau tanpa jeda waktu. Proses pengenalan suara ini sangat rumit karena membutuhkan metode khusus untuk membedakan kata-kata yang diucapkan tanpa jeda waktu. Pengguna perangkat ini dapat mengucapkan kata-kata secara natural
Ø  Kata-kata spontan proses pengidentifikasian kata yang dapat mengenal kata-kata yang diucapkan secara spontan tanpa jeda waktu antar kata
Ø  Verifikasi atau identifikasi suara proses pengidentifikasian kata yang tidak hanya mampu mengenal kata, namun juga mengidentifikasi siapa yang berbicara.

-          Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

2.       KATA DAN PILIHAN KATA
-          Kata atau ayat[1] adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
-          Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
-          Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
-          Makna adalah hubungan pertalian antara bentuk dan acuan. Contohnya kata rumah yang berarti tempat tinggal. Rangkaian bunyi r-u-m-a-h adalah bentuk suatu kata, sedangkan tempat tinggal adalah sesuatu yang diacu oleh bentuk kata tersebut.
-          Yang dimaksud dengan struktur leksikal adalah bermacam-macam pertalian semantik yang terdapat di dalam kata.
-          2.1 Polisemi
-          Seperti terlihat dalam contoh yang lalu, satu kata mungkin mempunyai arti lebih dari satu. Di antara arti-arti itu masih ada hubungan, meskipun hanya sedikit atau hanya bersifat kiasan. Kata angin misalnya dalam arti gramatikal masih dapat dicari hubungannya dengan yang bermakna leksikal. Kata-kata yang dapat memiliki bermacam-macam arti demikianlah yang disebut dengan polisemi. Poli berarti banyak, semi berarti tanda.
-          Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridalaksana, kata polisemi dijelaskan sebagai memiliki makna pemakaian bentuk bahasa seperti kata, frase, dan sebagaina dengan makna yang berbeda-beda. Misalnya:
-          Sumber, yang berarti: 1) Sumur, 2) Asal, 3) Tempat sesuatu yang banyak;
-          Kambing hitam, yang berarti: 1) Kambing yang hitam, 2) Orang yang dipersalahkan.
-          Kata polisemi dalam bahasa Inggris adalah polysemy atau multiple meaning.
-          Polisemi merupakan perkembangan makna kata. Perubahan makna kata dapat terjadi dalam suatu bahasa atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Dalam proses perubahan makna kata, makna asal ada yang masih tetap bertahan di samping makna baru ada pula yang hilang tidak dipergunakan lagi dalam pemakaian bahasa sehari-hari.
-          2.2 Homonimi
-          Apabila dalam polisemi kita berbicara mengenai satu kata yang mempunyai beberapa arti, maka dalam homonimi kita memperoleh kenyataan lain bahwa yang menyangkut dua kata atau lebih yang berlainan makna, tetapi mempunyai bentuk yang sama (homograf) atau mempunyai bunyi yang sama (homofon). Dalam polisemi kita hanya berhadapan dengan satu kata saja. Sedangkan dalam homonimi kita berhadapan dengan dua kata atau lebih.
-          Dalam homonimi seakan-akan kita berhadapan dengan satu kata yang mempunyai beberapa arti, tetapi arti yang satu dengan yang lain tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dalam hal ini sebetulnya bukan satu kata melainkan beberapa kata (yang berlainan asal usulna) yang secara kebetulan mempunyai bentuk yang sama.
-          Contoh kata-kata yang berhomonim:
-          Bisa, ketoprak, beruang, mengerang, dan sebagainya.
-          Bisa, berarti: 1) dalam bahasa Jawa berarti sanggup atau dapat, 2) bahasa Melayu yang berarti racun.
-          Ketoprak, berarti: 1) dari Bahasa Jawa berarti sebangsa sandiwara dengan menari dan menyanyi disertai gamelan, 2) dari bahasa Jakarta berarti nama makanan terdiri dari tahu dan taoge, kecap dan sebagainya.
-          Beruang, berarti: 1) nama binatang buas, 2) mempunyai ruang (bentuk dasar ruang mendapatkan afiks –ber), 3) mempunyai uang (dari bentuk dasar uang mendapat afiks –ber).
-          Mengerang, berarti: 1) mengeluh, merintih karena kesakitan (dari kata erang mendapat afiks me-), 2) mencari kerang.
-          Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani Kuno yakni onoma yang berarti nama dan homos yang berarti sama. Arti harfiahnya sama nama untuk benda lain. Dalam bahasa Indonesia kadang-kadang homonimi masih dapat dibedakan lagi atas homograf dan homofoni (homofon). Semua contoh tersebut adalah homonym yang bersifat homofon. Yaitu kata-kata yang mempunyai bunyi atau ucapan yang sama. Sedangkan kata-kata sedan (1), sedan (2), teras (1), dan teras (2), adalah kata-kata homonym yang bersifat homograf. Yaitu kata-kata yang sama tulisannya.
-          2.3 Sinonimi
-          Sinonimi atau lebih dikenal dengan istilah sinonim yaitu kata-kata yang bentuknya berbeda tetapi artinya sama. Kata sinonim berasal dari kata Yunani Kuno onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah artinya adalahnama lain untuk benda yang sama.
-          Yang dimaksud sama dalam batasan ini tidak bersifat mutlak, sebab dalam pemakaian sehari-hari tidak ada dua kata yang benar-benar sama maknanya. Bahkan yang dikatakan sinonim itu mempunyai makna yang sama sekali berlainan.
-          Gorys Keraf membuat batasan sinonimi adalah suatu istilah yang dapat ditafsirkan sebagai:
-          1. Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang sama
-          2. Keadaan di mana dua kata memiliki makna yang sama
-          Sebaliknya sinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama.
-          Dalam kamus Linguistik Harimurti Kridaklaksana dijelaskan bahwa sinonim yaitu bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain; kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat. Walaupun umumnya yang dianggap sinonim hanyalah kata-kata saja.
-          Bagaimana sinonim-sinonim itu terjadi?
-          1. Karena perkembangan sejarah, terutama melalui proses serapan. Pengenalan dengan bahasa asing mengakibatkan masuknya kata-kata baru yang sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa sehari-hari. Seperti kitab dan buku.
-          2. Karena masuknya kata-kata daerah atau dialek-dialek yang berbeda. Seperti tali dan tambang, singkong dan ketela.
-          3. Karena perbedaan gaya atau register. Seperti mati dan meninggal, kuat dan perkasa, bagus dan elok.
-          4. Makna emotif (nilai rasa) dan evaluatif dapat pula menciptakan sinonim-sinonim. Makna denotatif atau juga disebut makna kognitif, makna ideasional, makna proposisional atau makna denotasional dari kata-kata itu tetap sama seperti: gadis, dara dan perawan. Opas, kuli dan budak. Ekonomis, hemat dan irit.
-          Di samping itu masih ada sinonim yang bersifat kolokasional yaitu ada kata-kata yang hanya muncul dalam hubungan dengan kata tertentu. Misalnya kata belia bersinonim dengan teruna, remaja dan muda, tetapi kata yang boleh diikutinya dan didahuluinya tidak sama.

3.    KALIMAT EFEKTIF
-          Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat
-          Hal-Hal yang berhubungan dengan kalimat contohnya seperti saat kita berinteraksi dengan manusia lainnya saat bicara, bermain, mengigau saat tidur, dll




            https://id.wikipedia.org/wiki/Kata