Perkembangan
dan Peranan Visualisasi 3D
Perencanaan transportasi
perkotaan selalu melahirkan perbincangan sensitif yang menyangkut permasalahan
sosial, finansial, lingkungan serta pelaksanaan teknis di lapangan yang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders). Visualisasi objek dengan
pemodelan 3D (tiga dimensi) bisa menjadi solusi untuk mendukung sebuah
komunikasi efektif. Visualisasi 3D bukan saja berfungsi sebagai alat untuk
pemaparan teknis perencanaan di kalangan para ahli saja, namun juga bisa
memberi gambaran kepada masyarakat luas sehingga mereka dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan.
Dalam pemodelan 3D
dikenal berbagai jenis perangkat lunak yang digunakan sebagai piranti
pendukung. Output dari perangkat lunak -perangkat lunak tersebut biasanya
berupa gambar gerak atau lebih sering disebut dengan animasi atau movie.
Meskipun perangkat lunak yang lazim digunakan saat ini sudah mumpuni dalam
memodelkan objek diam berupa bangunan arsitektur atau kawasan dalam lingkup
kecil, namun belum maksimal dalam memvisualkan area yang lebih luas seperti
kawasan perkotaan, yang didalamnya termasuk infrastruktur kota, pola gerakan
lalulintas kendaraan dan manusia dalam skala besar. Selain itu, dirasakan pula masih terdapat kendala untuk
memvisualisasikan hasil analisa teknis; dimana kebutuhan visual dan informasi
teknis harus ditampilkan secara seimbang dan akurat agar dapat digunakan
sebagai sebuah media dialog antar berbagai kalangan.
Dalam beberapa tahun
terakhir, teknologi visualisasi 3D telah berkembang pesat. Animasi tidak hanya menjadi
bagian dari arus budaya pop, tetapi juga menjadi alat yang biasa dipakai untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan industri rekayasa. Teknik visualisasi 3D telah
berkembang sehingga lebih terjangkau baik secara praktik maupun finansial.
Pemodelan 3D yang biasanya perlu sebuah mesin render khusus, kini dapat
dilakukan pada komputer pribadi (PC). Hal ini memberi ruang kreatifitas lebih
luas dalam pengembangan dan penyajian sebuah karya 3D. Seiring dengan itu pula, Virtual reality (VR)
telah menambah dimensi baru pada visualisasi 3D dengan memungkinkan pengguna
berinteraksi dengan objek di dalam sebuah ruang virtual (Virtual Space).
Masyarakat selalu
menuntut adanya informasi yang transparan, keterlibatan mereka dalam
perencanaan infrastruktur transportasi menjadi sangat penting dan dihargai
sebagai keniscayaan oleh pemangku kepentingan. Kolaborasi perencanaan memiliki
banyak keuntungan meskipun ada kesulitan teknis karena melibatkan banyak pihak.
Idealnya, waktu perencanaan dan pelaksanaan lebih efisien apabila berbagai
pemangku kepentingan turut terlibat dalam suatu proses persetujuan. Adanya
beragam partisipan yang secara serempak menegosiasikan perencanaan, akan
membantu identifikasi masalah dan penolakan sejak dini. Sehubungan dengan itu,
Virtual Reality memiliki potensi sebagai sebuah media komunikasi yang memungkinkan pengguna tidak hanya
melihat, tapi juga berinteraksi dengan sangat akurat terhadap unsur-unsur yang
terkait. Sebuah model VR dapat menghadirkan beberapa interval waktu dan
skenario yang berbeda. Hal ini, selain memungkinkan pengguna berinteraksi dengan objek dan ruang, juga
memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan perubahan waktu dan aktifitas.
Sekilas
mengenai Virtual Reality (VR)
Contoh aplikasi yang
paling sering digunakan dalam dunia Virtual Reality di berbagai negara yaitu
UC-Win/Road. UC-Win/Road menciptakan ruang 3D Virtual Reality Real-Time untuk
kepentingan visualisasi objek dan hasil analisa teknis. Proses visualisasi
dimulai dengan menginput informasi lapangan, seperti titik koordinat, elevasi
permukaan tanah, parameter dimensi jalan dan kawasan secara akurat. Citra
satelit atau peta dapat ditambahkan pada area yang diperlukan untuk memperkuat
kesan ”real” pada objek. Dengan input data yang sederhana infrastruktur berupa
jalan, jembatan, terowongan berikut persimpangannya secara otomatis bisa
dimodelkan. Kemudian arus lalulintas dan pendukung visual lainnya dapat
dimunculkan juga.
Untuk membuat tampilan
yang lebih realistis dan mewakili lokasi yang spesifik, lingkungan sekitar
dibuat dengan model 3D dilengkapi dengan foto-tekstur. Tekstur dapat
ditambahkan pada model atau permukaan apa pun dengan tingkat visibilitas yang
bisa disesuaikan. Selanjutnya, keadaan lingkungan, arus lalulintas dan pola
pergerakan manusia dapat diatur lebih detil. Arus lalulintas diatur dari titik
awal sampai titik akhir jalan, kemudian profilnya diatur sehingga jenis dan
model kendaraan, kecepatan dan volume lalulintas bisa ditampilkan secara tepat
dan akurat. Pengaturan lampu dan rambu lalulintas, lajur jalan, titik
pemberhentian dan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga kendaraan melaju
sesuai dengan simulasi yang diinginkan. Objek MD3 (berupa karakter manusia,
binatang, dll) bisa melengkapi suasana hidup saat kita menembus masuk ruangan virtual.
Untuk memberikan efek adanya kelompok bangunan, gambar diam digunakan sebagai
pelengkap penghemat waktu pembuatan dan memori data.
Pada tahap akhir,
“skenario” atau “skrip” dibuat untuk menggabungkan keseluruhan unsur,
menambahkan beberapa kejadian dalam suatu rentang waktu, perbandingan
sesudah-sebelum (after-before), dan efek lingkungan lainnya. Dengan memasukkan
koordinat suatu daerah secara akurat pada saat proses input data, posisi
matahari dan bayangannya akan muncul secara otomatis mendekati kondisi nyata di
lapangan. Efek cuaca lain, seperti: hujan, salju, kabut dan komposisi awan yang
berbeda juga dapat ditambahkan.
Studi
kasus
Di beberapa negara maju,
metode visualisasi dengan teknik VR sudah lazim digunakan dalam berbagai
kepentingan. Berikut, beberapa studi kasus dimana metode Virtual Reality
sebagai media komunikasi dan sosialisasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam proses pemecahan masalah; terutama masalah transportasi perkotaan.
Pembangunan Light Rail
Transit di Sakai City, Jepang
Pembangunan sebuah
infrastruktur baru di suatu area selalu menimbulkan pro dan kontra dari
berbagai kalangan. Demikian juga pada pembangunan Light Rail Transit (LRT) di
Sakai City, Jepang.
Sehubungan dengan hal
tersebut, Fakultas Energi dan Teknik Lingkungan Paska Sarjana Universitas Osaka
membuat model VR yang ditujukan untuk mendampingi pemerintah setempat dalam
meninjau ulang dan membuat konsensus perencanaan pembangunan LRT.
Dibuatlah sebuah model VR
yang merupakan sebuah ruang virtual yang interaktif dan fleksibel sebagai bahan
diskusi. Dalam kasus ini model VR digunakan selain untuk menjelaskan
rencana pembangunan LRT kepada khalayak,
juga untuk menerima masukan serta menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap
efek-efek yang mungkin merugikan mereka. Sebagai contoh, dalam diskusi muncul
kekhawatiran dari perusahaan pengantaran barang (ekspedisi) mengenai dimana
mereka harus memberhentikan kendaraan pengangkutannya pada saat operasional
pengiriman barang ke rumah-rumah tujuan, selama dan setelah proses pembangunan
LRT. Kekhawatiran tersebut terjawab setelah dimunculkannya visualisasi dan
simulasi yang menggambarkan bahwa perencanaan pembangunan LRT juga mengakomodir
kegiatan masyarakat yang sudah berjalan selama ini. Kenyamanan pengguna ruas
jalan tidak akan terganggu, bahkan lebih dari itu, kelancaran rutinitas serta
efisiensi aktifitas masyarakat pengguna justru akan meningkat.
VR menjadi sebuah meja
diskusi interaktif, dimana pihak yang berwenang dengan menampilkan berbagai
simulasi, bukan saja bisa menjawab pertanyaan dan kekahawatiran masyarakat,
namun bisa memvisualkan masukan dari peserta diskusi pada saat itu juga, dengan
berinteraksi secara langsung dengan objek dalam ruang virtual. Melalui proses
ini, diakhir diskusi lahirlah sebuah konsep pembangunan yang mengusung aspirasi
dan kepentingan semua kalangan yang terkait.
Perencanaan
kawasan perkotaan Phoenix, AS
Dalam kasus ini,
pemerintah kota Phoenix membuat perencanaan transportasi dan kawasan kota di
masa depan. Area seluas lebih kurang 2,6 km2 divisualkan lengkap dengan model
infrastruktur termasuk bagian detail seperti, lampu lalulintas dan rambu-rambu
jalan. Rencana pembangunan LRT juga dimodelkan dan disimulasikan.
Analisa perencanaan dan
pemodelan VR dikerjakan oleh tim dari Universitas Arizona. Hasil permodelan
juga dikolaborasikan dengan perencanaan yang lebih spesifik seperti pembangunan
perumahan dan real estate. Model VR ini
selain ditujukan untuk memberikan gambaran kepada warga kota mengenai arah
perkembangan salah satu area di kota yang mereka tinggali, juga memberikan
deskripsi yang baik kepada para investor mengenai potensi yang dimiliki kota
Phoenix.
Dengan memanfaatkan
metode VR, pemerintah secara gencar melakukan sosialisasi dan publikasi
mengenai perencanaan kota, misalnya melalui tayangan berita di televisi lokal
dan nasional. VR juga memegang peranan
penting sebagai media komunikasi, dalam acara Mayor’s State of the City
Address, dimana arah perkembangan dan simulasi kota dalam beberapa tahun
kedepan disampaikan kepada 2000 orang undangan penting.
Perencanaan
rute di Busan, Korea
Dalam rencana pembangunan
jalan bebas hambatan antar kota Busan-Korea tahun lalu, muncul pertentangan
mengenai bagaimana seharusnya rute jalan diambil. Sehubungan hal ini, Dinas
Pembangunan dan Manajemen Daerah Busan1) membuat model VR untuk area
Sancheon-Sudong yang mampu mensimulasikan dua buah alternatif rute jalan; yaitu
apakah jalan akan dibuat melalui area pertanian di luar area pemukiman, ataukah
harus dibuat lebih dekat ke area perkotaan dengan resiko lebih banyak memotong
area pemukiman.
Model VR dibuat selain
sebagai media komunikasi antar perencana dengan pihak pengambil keputusan, juga
memegang peranan penting dalam sosialisasi rencana kepada masyarakat seligus
untuk memperoleh masukan dan aspirasi dari masyarakat yang tinggal di
lingkungan sekitar. Berbagai faktor yang berkontribusi langsung terhadap proses pengambilan keputusan -
seperti: road cutting and banking (galian dan urugan), polusi suara, polusi
getaran, struktur dinding penahan tanah, tingkat kesulitan pengerjaan
dilapangan yang disebabkan faktor lokasi, kemungkinan banjir, dll - mampu
divisualkan secara real-time. Tidak kalah penting, pengaruh masing-masing rute
alternatif terhadap situs peninggalan Kwandong - yang kebetulan lokasinya
berdekatan dengan area perencanaan - juga dapat dibahas secara efektif.
Dengan adanya masukan dan
aspirasi secara langsung dari masyarakat, proses perencanaan berlangsung lebih
lancar. Hasil dari perencanaan pun dipresentasikan secara berkala sehingga
publik mendapatkan informasi secara benar. Hal ini pulalah yang memberikan
pengaruh positif kepada masyarakat untuk sama-sama mendukung dan mengawasi
implementasi dari perencanaan di lapangan tahap demi tahap.
Edukasi
mengenai Keamanan Berkendara di Fukui, Jepang
Jalan bebas hambatan di
pinggiran pantai Fukui-Jepang terkenal sebagai daerah dengan tingkat kecelakaan
yang tinggi.
Sebagai bagian dari proses pembangunan jalan yang lebih aman
serta bebas kecelakaan, dikemaslah sebuah driver simulator (simulator
pengemudi) yang merangkaikan model VR jalan yang bersangkutan dengan dengan
perangkat simulator yang dilengkapi dengan setir kemudi. Driver simulator ini
berfungsi sebagai perangkat edukasi bagi masyarakat pengguna mengenai bentuk
dan kondisi jalan, spot rawan kecelakaan, sekaligus memberikan tips untuk
menghindari kecelakaan di daerah rawan kecelakaan. Saat ini, drive simulator
dioperasikan di area peristirahatan di sepanjang jalan bebas hambatan.
Masyarakat yang singgah, dapat mencoba berkendara secara virtual, selain dalam berbagai kondisi waktu juga dalam
berbagai kondisi cuaca, sesuai dengan simulasi yang diinginkan. Melalui
pendekatan ini, secara tidak langsung masyarakat dapat mengetahui dan mengingat
belokan berbahaya yang ada sehingga bisa lebih waspada di area rawan
kecelakaan.
Sebagai upaya lain dalam
menciptakan jalan yang lebih aman, tim perencana di Biro Pembangunan Daerah
Kinki2), mengkategorikan kelokan-kelokan berbahaya serta area rawan kecelakaan
lalulintas di sepanjang jalan tersebut. Berdasarkan kategori tersebut, tim
mensimulasikan berbagai strategi untuk menekan tingkat kecelakaan. Sebagian
strategi tersebut diantaranya mengarah pada re-kondisi bentuk jalan dan
penerapan rambu-rambu lalulintas. Disini, teknik VR memegang peranan yang
sangat penting. Agar masyarakat bisa mengetahui bagaimana jalan akan di
re-kondisi dimasa datang, dibuatlah Model VR dibuat sejak tahap awal. Tidak
hanya melihat tayangan animasi konvensional, masyarakat diberikan kesempatan
untuk berinteraksi langsung dengan menggunakan driver simulator. Dengan cara
ini, masyarakat pengguna dipancing mengeluarkan gagasan-gagasan yang penting
dan berharga bagi tim perencana, misalnya dengan turut serta memikirkan
perbaikan-perbaikan seperti apa saja yang seharusnya muncul pada saat
re-kondisi jalan diimplementasikan di lapangan, yang menjurus pada terciptanya
tingkat kecelakaan minimum.
Penutup
Masalah transportasi
perkotaan yang masih menggantung harus segera dituntaskan. Tugas ini bukan
hanya tugas pemerintah kota beserta jajarannya, namun peran serta kalangan
akademisi, praktisi, serta masyarakat umum juga merupakan faktor yang tidak
kalah penting.
Implementasi VR sebagai
media komunikasi yang bersifat interaktif memungkinkan pihak yang tidak
mempunyai keahlian secara teknis sekalipun untuk bisa berpartisipasi
menyumbangkan aspirasinya.
Sehubungan dengan itu,
studi-studi kasus yang diangkat dalan tulisan ini diharap bisa memberikan
inspirasi bagi semua kalangan untuk duduk bersama-sama memecahkan masalah,
khususnya masalah transportasi di kota kita tercinta.
1) The Busan Regional Construction &
Management Office
2) Kinki Regional Development Bureau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar